Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Warga Suku Indian Maya Berbondong-bondong Masuk Islam!
Dakwatuna.com – Mexico City. Dibesarkan
sebagai seorang Kristen, Manuel Gomez sekarang berganti nama menjadi
Mohamed Chechev. Tepatnya, setelah ia bersyahadat beberapa tahun lalu.
Bersama beberapa Tzotzil lain, ia bersyahadat setelah menrima
pencerahan dari seorang Muslim asal Spanyol yang bermukim di Meksiko
selatan.
“Saya
Muslim, saya tahu kebenaran kini. Saya berdoa lima kali sehari,
merayakan Ramadhan dan telah melakukan perjalanan ke Makkah,” kata
Chechev dalam bahasa Spanyol.
Dia
tinggal di sebuah komunitas Protestan di Chiapas disebut yang disebut
Nueva Esperanza di pinggiran San Cristobal de las Casas. Dia berbagi
sebuah rumah sederhana dengan 19 kerabat dan menjual sayuranyang
ditanamnya di sebidang tanah.
Referensi
Alkitab berlimpah-limpah di Nueva Esperanza, dengan jalan-jalan bernama
Betlehem dan sejenisnya. Tetapi, Nueva Esperanza kini juga menjadi
rumah bagi sekitar 300 warga Tzotzil, masyarakat adat asal Maya, yang
telah masuk Islam dan hidup selaras dengan sisa populasinya.
Istri
Chechev yang bernama Noora (terlahir bernama Juana) dan adik iparnya,
Sharifa (sebelum berislam bernama Pascuala) juga menjadi Muslim
mengikuti jejaknya. Mereka mengenakan gaun panjang dan kerudung
menutupi rambut mereka.
Noora
adalah putri dari seorang pemimpin pribumi Protestan yang diusir dari
San Juan Chamula, kota terdekat di mana Partai Revolusioner
Institusional dan keuskupan tertinggi Katolik memerintah. bersama
puluhan keluarga lainnya, mereka terusir tahun 1961 karena
mempertahankan agama Protestan.
“Di
Chamula, tak menjadi Katolik atau anggota partai PRI adalah sebuah
kejahatan. Mereka juga marah karena Protestan menganjurkan berhenti
minum alkohol, salah satu bisnis lokal utama,” kata Susana Hernandez,
yang tinggal di wilayah itu.
Beberapa
orang pribumi telah sangat kritis terhadap umat Katolik untuk
mengidentifikasi terlalu dekat dengan Partai Revolusioner Institusional
yang memerintah Meksiko selama 70 tahun. Seorang pemimpin adat bernama
Domingo Lopes, yang juga aktivis gereja Advent, belakangan menemukan
pencerahan setelah mengenal Islam.
Ia
menyatakan keislamannya tahun 1993, dan menjadi buah bibir di wilayah
itu. Namun pada perkembangannya kemudian, banyak yang mengikuti
jejaknya; menjadi Muslim.
Menurut
antropolog Gaspar Morquecho, sebanyak 330 ribu warga Tzotzil di
Chiapasmemang mempunyai sejarah beberapa kali pindah agama. Dulu,
mereka dipaksa dengan kekerasan untuk menganut Katolik saat
kollonialisme Spanyol merambah wilayah itu pada abad ke-16. Saat itu,
hanya sedikit yang beragama Islam. Umumnya, mereka percaya agama
leluhur, dan Protestan.
Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?
Hubungan
Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara
serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang
sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya
sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan
tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita
harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini
tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api
yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu?
Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar
Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan
Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa
ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun
muslim ini.
Dalam
memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa
alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah
strategi.
Pertama,
imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi
kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).
Kedua,
pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan
sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka.
Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Bersatunya
antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah
yang sangat ditakuti oleh Zionisme. Mereka sadar Melayu adalah potensi
kuat dalam membangkitkan Islam dari tenggara Asia, maka itu jalur ini
harus dihabisi, apapun caranya.
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles
pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di
Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut
sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.
Kebanyakan
koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang
hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata. Singapura adalah
sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi
dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa
banyak uang ke Singapura.
Untuk
mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari
isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.
Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia.
Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun
Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.
Adanya
inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu mantan
wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar Ibrahim,
pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di markas
kepolisian federal Malaysia.
Kala
itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka menyatakan memiliki dokumen
yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam
strategi informasi negara lewat perusahaan kontraktor bernama "Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di Singapura namun berkantor pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.
Menurut
Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di perusahaan yang
bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan
Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.
Yakinlah,
jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak
ada ruang pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih permusuhan
itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan sama-sama
beragama muslim. Maka itu, bersatulah bangsa Melayu.
Bersatulah diatas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya
dienullah ini di tanah perjuangan kita, tanah Melayu Darussalam.
Menumbuhkan Karakter Islami ala Rasulullah WAS
Dalam kacamata kaum muslimin, gejala yang merusak di masyarakat akibat hilangnya karakter dan kepribadian Islami. Kita kecanduan produk Barat yang hedonistik, serba bebas dan berkiblat kesenangan duniawi.
Jelas,
ini konsepsi yang bertentangan dengan nilai Islam yang mengatur tawazun
(keseimbangan) kehidupan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW dalam
membentuk generasi pilihan sangat mengintensifkan tiga kecerdasan yaitu
emosional, spritual dan intelektul. Ada beberapa prinsip strategis
pembentukan karakter Rasulullah kepada para sahabat sebagai generasi
penerusnya.
Pertama,
Rasulullah SAW sangat fokus kepada pembinaan dan penyiapan kader. Tugas
menyebarkan Islam dijalankan dengan mencari bibit kepemimpinan unggul
berhati bersih. Dirinya berusaha menanamkan karakter kenabian yaitu
siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan) dan
fatonah (cerdas).
Kedua,
mengutamakan bahasa perbuatan lebih baik dari perkataan. Beliau berbuat
dulu, baru menyerukan kepada kaumnya untuk mengikutinya. “Sesungguhnya
pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang
menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat serta banyak
berzikir kepada Allah” (QS 33 : 21)
Ketiga,
menanamkan keyakinan bersifat ideologis sehingga menghasilkan nilai
moral dan etika dalam mengubah masyarakatnya. Pendidikan karakter yang
terpenting adalah pendidikan moral dan etika. Rasulallah SAW sendiri
pun menegaskan hal itu dalam sabdanya, "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak karimah."
(HR Ahmad dan yang lain). Menumbuhkan kembali akhlak karimah haruslah
menjadi kompetensi dalam proses pendidikan karakter setiap bangsa.
Karakter
harus memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Rasulullah
SAW sudah memberikan teladan itu dengan membangun pendidikan berbasis
moral dan etik. Dengan moral yang baik dan etika yang berlandaskan
ideologi yang benar akan membentuk komunitas masyarakt bangsa yang
rahmatan lil alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.